Asal Usul dan Hikmah Bulan Rajab

Asal Usul Penamaan Bulan Rajab

Dahulu kala, sebelum datangnya Islam, suku-suku Arab di Jazirah Arab memiliki sistem kalender berbasis bulan (qomariyah) yang terdiri dari 12 bulan. Salah satu bulan yang sangat dihormati oleh mereka adalah bulan Rajab. Bulan ini memiliki sejarah dan asal-usul penamaan yang sarat makna.


Makna Nama Rajab

Dalam bahasa Arab, kata Rajab berasal dari akar kata rajaba yang berarti “menghormati” atau “mengagungkan.” Bulan ini dinamakan demikian karena suku-suku Arab pada masa jahiliyah menghormati bulan ini sebagai waktu yang suci. Mereka melarang peperangan, permusuhan, dan pertumpahan darah selama bulan Rajab.


Tradisi pada Masa Jahiliyah

Sebelum Islam datang, orang Arab memiliki tradisi khusus di bulan Rajab. Mereka akan menyembelih hewan sebagai bentuk persembahan kepada berhala-berhala mereka. Ritual ini disebut sebagai “Rajabiyah.” Mereka percaya bahwa bulan Rajab adalah waktu yang membawa keberkahan, sehingga mereka memuliakannya dengan cara mereka sendiri.

Namun, Islam datang untuk meluruskan tradisi tersebut. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa bulan Rajab adalah bulan yang disucikan bukan karena ritual jahiliyah, tetapi karena Allah telah menetapkannya sebagai salah satu dari empat bulan haram (Al-Ashhurul Hurum), sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:

“Sesungguhnya jumlah bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan dalam ketetapan Allah sejak Dia menciptakan langit dan bumi; di antaranya ada empat bulan haram…”
(QS. At-Taubah: 36)

Keempat bulan haram itu adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.


Peristiwa Penting di Bulan Rajab

Setelah datangnya Islam, bulan Rajab semakin dimuliakan karena beberapa peristiwa penting terjadi di bulan ini, di antaranya:

  1. Isra’ dan Mi’raj:
    Peristiwa luar biasa di mana Rasulullah SAW diperjalankan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, kemudian naik ke langit untuk menerima perintah shalat lima waktu.
  2. Pencanangan Larangan Perang:
    Rasulullah SAW menegaskan kembali larangan perang di bulan haram, termasuk Rajab, sebagai bentuk penghormatan terhadap waktu yang telah Allah tetapkan sebagai suci.
  3. Momentum Dakwah:
    Bulan Rajab menjadi momen yang dimanfaatkan Rasulullah SAW untuk menyebarkan dakwah Islam secara damai kepada kabilah-kabilah Arab.

Pesan dari Bulan Rajab

Asal-usul bulan Rajab mengajarkan kepada kita untuk selalu memuliakan waktu yang telah Allah tetapkan sebagai istimewa. Jika suku-suku Arab pada masa jahiliyah mampu menghormati bulan Rajab dengan tidak melakukan kejahatan atau peperangan, maka umat Islam lebih layak untuk menjadikannya bulan introspeksi diri, memperbanyak ibadah, dan memperbaiki hubungan dengan Allah dan sesama manusia.

Rajab adalah bulan yang membuka pintu menuju Ramadan, bulan yang penuh keberkahan. Dengan memulai kebaikan di bulan Rajab, kita menanam benih-benih amal yang akan tumbuh subur hingga bulan suci tiba.


Cerita ini menunjukkan bahwa Rajab adalah bulan yang membawa nilai-nilai universal: kedamaian, penghormatan, dan persiapan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Related Posts

Agenda Program Bulan September 2025

Memasuki bulan penuh berkah, Rabiul Awal / September 2025, kami menghadirkan serangkaian program sosial dan keagamaan sebagai wujud kepedulian dan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad ﷺ. Melalui semangat berbagi dan gotong royong, kami mengajak seluruh masyarakat untuk berpartisipasi dalam program-program berikut: 1. Santunan Maulid Nabi untuk Anak Yatim dan Dhuafa Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad ﷺ, kami menyelenggarakan kegiatan santunan kepada anak-anak yatim dan kaum dhuafa. Bantuan berupa paket kebutuhan pokok, perlengkapan sekolah, dan uang santunan ini diharapkan dapat menjadi pelipur dan penyemangat bagi mereka dalam menjalani kehidupan.

Santunan Belanja Merdeka Anak Yatim Dulur Salemur

Dalam semangat memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80, Yayasan Dulur Salembur menyelenggarakan kegiatan “Santunan Belanja Merdeka Anak Yatim” pada hari Minggu, 31 Agustus 2025 bertempat di Superindo. Acara ini diikuti oleh puluhan anak yatim binaan Yayasan Dulur Salembur yang berasal dari berbagai wilayah sekitar. Dengan penuh suka cita, anak-anak diberikan kesempatan untuk berbelanja kebutuhan pribadi mereka secara langsung di Superindo, didampingi oleh relawan yayasan dan pihak pendamping. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kebahagiaan dan pengalaman yang menyenangkan bagi anak-anak yatim, sekaligus menanamkan semangat kemerdekaan, kepedulian, dan kebersamaan. Melalui program

Berbagi Makan, Menebar Harapan

📍 Bersama Anak-Anak Pemulung – Yayasan Dulur Salembur Di tengah kehidupan yang serba sederhana, senyum mereka tetap merekah.Alhamdulillah, Yayasan Dulur Salembur kembali mengadakan kegiatan Berbagi Makan untuk anak-anak pemulung sebagai wujud kepedulian dan kasih sayang sesama. Meski hanya seporsi makanan, namun maknanya jauh lebih besar — menghapus lapar, menghadirkan kebahagiaan, dan membangkitkan semangat mereka untuk terus bermimpi. Terima kasih kepada para donatur yang telah ikut berperan. Semoga setiap suapan yang dinikmati menjadi amal kebaikan yang terus mengalir. 🤲 📣 Yuk, ikut berbagi kebaikan!Dukung program rutin kami agar lebih banyak anak

Scroll to Top